C. FUNGSI KOMUNIKASI
William I.
Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi
menjadi empat, yaitu:
1. Sebagai komunikasi sosial
Fungsi
komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi
itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan
ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk
hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan
anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa,
..., negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
a. Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah
pandangan kita mengenai diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat
informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar
bukan saja mengenai siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Anda mencintai diri anda bila anda telah
dicintai; anda berpikir anda cerdas bila orang-orang sekitar anda menganggap
anda cerdas; anda merasa tampan atau cantik bila orang-orang sekitar anda juga
mengatakan demikian. George Herbert Mead (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994)
mengistilahkan significant
others (orang lain yang
sangat penting) untuk orang-orang disekitar kita yang mempunyai peranan penting
dalam membentuk konsep diri kita. Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang
tua kita, saudara-saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita.
Richard Dewey dan W.J. Humber (1966) menamai affective
others, untuk orang lain yang dengan mereka kita mempunyai ikatan
emosional. Dari merekalah, secara
perlahan-lahan kita membentuk konsep diri kita. Selain itu, terdapat apa yang
disebut dengan reference group (kelompok rujukan) yaitu kelompok yang secara
emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita.
Dengan melihat ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya
dengan ciri-ciri kelompoknya. Kalau anda memilih kelompok
rujukan anda Ikatan Dokter Indonesia, anda menjadikan norma-norma dalam Ikatan
ini sebagai ukuran perilaku anda. Anda juga meras diri sebagai bagian dari
kelompok ini, lengkap dengan sifat-sifat doketer menurut persepsi anda.
b. Pernyataan eksistensi diri.
Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut
aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Fungsi
komunikasi sebagai eksistensi diri terlihat jelas misalnya pada penanya dalam
sebuah seminar. Meskipun mereka sudah diperingatkan moderator untuk berbicara
singkat dan langsung ke pokok masalah, penanya atau komentator itu sering
berbicara panjang lebarm mengkuliahi hadirin, dengan argumen-argumen yang
terkadang tidak relevan.
c. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan
memperoleh kebahagiaan. Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk
mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain,
untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memnuhi
kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Para psikolog
berpendapat, kebutuhan utama kita sebagai manusia, dan untuk menjadi manusia
yang sehat secara rohaniah, adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah,
yang hanya bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain.
Abraham Moslow menyebutkan bahwa manusia punya lima kebutuhan dasar: kebutuhan
fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri.
Kebutuhan yang lebih dasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebuthan yang
lebih tinggi diupayakan. Kita mungkin sudah mampu kebuthan fisiologis dan
keamanan untuk bertahan hidup. Kini kita ingin memenuhi kebutuhan sosial,
penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan ketiga dan keempat khususnya
meliputi keinginan untuk memperoleh rasa lewat rasa memiliki dan dimiliki,
pergaulan, rasa diterima, memberi dan menerima persahabatan. Komunikasi akan
sangat dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk
membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif atas
masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta hiburan.
2. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi
berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan
tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan
sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan
benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih
ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya
dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan
mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes
kebijakan penguasa negara atau penguasa kampus dengan melakukan demontrasi.
3. Sebagai komunikasi ritual
Suatu
komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan
sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan,
ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara
itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat
simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca
kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan),
upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah
komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual
tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku,
bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka.
4. Sebagai komunikasi
instrumental
Komunikasi
instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar,
mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.
Sebagai
instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun
hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunika
membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam
komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan
bersama. Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan
pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang.
Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang
baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik,
yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal dan
nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian
necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain
siapa diri kita seperti yang kita inginkan.
Sementara
itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya
keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua
tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti
bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai
tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk
memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.
Berkenaan
dengan fungsi komunikasi ini, terdapat beberapa pendapat dari para ilmuwan yang
bila dicermati saling melengkapi. Misal pendapat Onong Effendy (1994), ia
berpendapat fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi, mendidik,
menghibur, dan mempengaruhi. Sedangkan Harold D Lasswell (dalam Nurudin, 2004
dan Effendy, 1994:27) memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut:
1. Penjajagan/pengawasan
lingkungan (surveillance of
the information) yakni
penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat.
2. Menghubungkan bagian-bagian
yang terpisahkan dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya .
3. Menurunkan warisan sosial
dari generasi ke generasi berikutnya.
D. RAGAM
TINGKATAN KOMUNIKASI ATAU KONTEKS-KONTEKS
KOMUNIKASI
Secara umum
ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi yang terjadi dalam
diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera dan
sistem syaraf manusia.
2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan komunikasi yang
dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat
pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan
psikologis yang memandang pribadi sebagai unik. Dalam komunikasi ini jumlah
perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari dua orang selama pesan
atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.
3. Komunikasi kelompok (group communication) yaitu komunikasi yang berlangsung di
antara anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner
dalam Sendjaja,(1994) memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi
tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan
yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan
masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota
lainnya dengan akurat.
4. Komunikasi organisasi (organization communication) yaitu pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi (Wiryanto, 2005:52).
5. Komunikasi massa (mass communication). Komunikasi massa dapat didefinisikan
sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang
tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektrolik
sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Kemudian
Mulyana (2005:74) juga menambahkan konteks komunikasi publik. Pengertian
komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah
besar orang (khalayak). Yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi
demikian sering juga disebut pidato, ceramah atau kuliah (umum). Beberapa pakar
komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar (large group communication) untuk komunikasi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar