A. PROSES KOMUNIKASI
Berangkat
dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi
dua tahap, yaitu:
1. Proses komunikasi secara
primer
Proses
komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal
(bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan
lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan
atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Seperti
disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam
pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses
membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai
berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan
disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator
memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang
diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk
menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia
menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi
dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding)
adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi
tersebut (terdapat kesamaan makna).
Wilbur
Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil
(terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok
dengan kerangka acuan (frame of reference) , yakni paduan pengalaman dan
pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh
komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor penting juga
dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang
pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila
bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator,
akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Sebagai contoh seperti
yang diungkapkan oleh Sendjaja(1994:33)yakni : Si A seorang mahasiswa ingin
berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan
pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan lebih mudah dan lancar apabila
pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama
mahasiswa. Seandainya si A tersebut membicarakan hal tersebut dengan si C,
sorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikaasi tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan si A. Karena antara si A dan si C
terdapat perbedaan yang menyangkut tingkat pengetahuan, pengalaman, budaya,
orientasi dan mungkin juga kepentingannya.
Contoh
tersebut dapat memberikan gambaran bahwa proses komunikasiakan berjalan baik
atau mudah apabila di antara pelaku (sumber dan penerima) relatif sama. Artinya
apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka kita harsu
mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara yang sesuai dengan
tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan
kata lain komunikator perlu mengenali karakteristik individual, sosial dan
budaya dari komunikan.
2. Proses komunikasi sekunder
Proses
komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang
komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena
komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya
banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film,
dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses
komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan
sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa
(telepon, surat, megapon, dsb.).
B. KONSEPTUAL KOMUNIKASI
Deddy Mulyana
(2005:61-69) mengkategorikan definisi-definisi tentang komunikasi dalam tiga
konseptual yaitu:
1. Komunikasi sebagai tindakan
satu arah.
Suatu
pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang (atau
lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung
(tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar,
majalah, radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah
sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatapmuka, namun tidak
terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak
melibatkan tanya jawab. Pemahaman komunikasi dalam konsep ini, sebagai definisi
berorientasi-sumber. Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi semua
kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan
untuk membangkitkan respon orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap
suatu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan
komunikator, seperti menjelaskan sesuatu sesuatu kepada orang lain atau
membujuk untuk melakukan sesuatu.
Beberapa definisi komunikasi dalam
konseptual tindakan satu arah:
a. Everet M. Rogers: komunikasi adalah proses dimana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku.
b. Gerald R. Miller: komunikasi terjadi ketika suatu
sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk
mempengaruhi perilaku penerima.
c. Carld R. Miller: komunikasi adalah proses yang
memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya
lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunkate).
d. Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan komunikasi
dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang
diskriminatif, dari sumber kepada penerima.
2. Komunikasi sebagai interaksi
Pandangan ini
menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang
arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal,
seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal,
kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik
dari orang kedua, dan begitu seterusnya.
Contoh
definisi komunikasi dalam konsep ini, Shanon dan Weaver (dalam Wiryanto, 2004), komunikasi adalah bentuk interaksi
manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan
tidak terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal
ekspresi muka, lukisan, seni , dan teknologi.
3. Komunikasi sebagai transaksi
Pandangan ini
menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis yang secara sinambungan
mengubah phak-pihak yang berkomunikasi. Berdasrkan pandangan ini, maka
orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif
mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan
atau pesan nonverbal.
Beberapa
definisi yang sesuai dengan konsep transaksi:
a. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss: Komunikasi adalah proses
pembentukan makna di antara dua orang atau lebih.
b. Judy C. Pearson dan Paul E.
Nelson: Komunikasi adalah
proses memahami danberbagi makna.
c. William I. Gordon : Komunikasi adalah suatu transaksi
dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan.
d. Donald Byker dan Loren
J. Anderson: Komunikasi adalah
berbagi informasi antara dua orang atau lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar