Kamis, 28 November 2013

TULISAN : 13. EYD BAHASA INDONESIA

Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring. 
A. Pemakaian Huruf Kapital Atau Huruf Besar.

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :

Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:

Adik bertanya, "Kapan kita pulang?".
Bapak menasihatkan, "Berhati-hatilah, Nak!".
"Kemarin engkau terlambat," katanya.

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:

Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran.

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:

Mahaputra Yamin.
Sultan Hasanuddin.
Haji Agus Salim

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, kehormatan, keturunan dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:

Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:

Wakil Presiden Adam Malik.
Perdana Menteri Nehru.
Professor Supomo.
Laksamana Muda Utara Husen Sastranegara

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
Misalnya:

Siapa gubernur yang baru dilantik itu?.
Kemarin Brigadir Jendral Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:

Amir Hamzah.
Dewi Sartika.
Wage Rudolf Supratman.
Halim Perdanakusumah.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama sejenis atau satuan ukuran.
Misalnya:

mesin diesel.
10 volt.
5 ampere.

7. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku,dan bahasa.
Misalnya:

bangsa Indonesia.
suku Sunda.
bahasa Inggris.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:

mengindonesiakan kata asing.
keinggris-inggrisan.

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:

bulan Agustus.
hari Natal.
bulan Maulid.
Perang Candu.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya:

Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:

Asia Tenggara.
Banyuwangi.
Bukit Barisan.
Cirebon.
Danau Toba.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografis yang tidak menjadi unsur nama diri.
Misalnya:

berlayar ke teluk.
mandi di kali.
menyebrangi selat.
pergi ke arah tenggara.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografis yang digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya:

garam inggris.
gula jawa.
kacang bogor.
pisang ambon.

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Misalnya:m

Republik Indonesia.
Manjelis Permusyawaratan Rakyat.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya:

menjadi sebuah republik.
beberapa badan hukum.
kerja sama antara pemerintah dan rakyat.

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:

Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Yayasan Ilmu Sosial.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke,dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:

Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembagunan.
Ia menyelesaikan makalah "Asas-asas Hukum Perdata".

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sarapan.
Misalnya:

Dr. doktor.
M.A. master of arts.
S.H. sarjana hukum.
S.S. sarjana sastra.
Prof. Professor.

14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang di pakai dalam persiapan penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:

"Kapan Bapak berangkat?"tanya Harto.
Adik bertanya,"Itu apa, Bu?.
Surat Saudara sudah saya terima.
"Silakan duduk, Dik!" kata Ucok.
Besok Paman akan datang.
Mereka pergi ke rumah Pak Camat.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:

Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:

Sudahkah Anda tahu?.
Surat Anda telah kami terima.

B. Pemakaian Huruf Miring.

1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:

majalah Bahasa dan Kesusastraan.
buku Negarakeragama karangan Prapanca.
surat kabar Suara Karya.

2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:

Huruf pertama kata abad ialah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.

3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:

Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostama.
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

Tetapi:

Negara itu telah mengalami empat kudeta.

Referensi:
Sudiar, Aang (2004).Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan.Jakarta:Zenith.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar