Rabu, 20 Desember 2017

Manajemen Resiko, Fungsi Manajemen Resiko dan Metode Identifikasi Resiko


Pengertian Manajemen Resiko

Dalam kegiatan sehari-hari kita sudah sangat akrab dengan risiko. Misalnya saat akan mandi, kita berisiko terpeleset lantai licin. Saat sedang berjalan kita berisiko tertabrak atau menabrak sesuatu. Apalagi dalam bisnis dan marketing setiap tindakan kita akan menghadapi berbagai risiko.

Setiap tindakan yang kita ambil pasti berisiko. Entah itu risikonya kecil atau besar. Karena itu kita perlu memanajemen risiko agar bisa mengurangi dan mengatasi risiko yang kita hadapi. Nah sebelum kita tahu bagaimana caranya melakukan manajemen risiko kita harus tahu apa itu manajemen risiko.
Manajemen risiko terdiri dari dua kata berbeda. Seperti yang kita tahu manajemen secara umum berarti mengorganisir. Sedangkan dalam KBBI kata risiko berarti : akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Dalam bisnis sendiri, risiko berkaitan dengan hasil aktual yang tidak sesuai dengan hasil harapan.

Manajemen risiko biasanya dilakukan oleh investor atau fund manager saat melakukan analisis untuk mengukur potensi kerugian dalam investasi. Kemudian mereka mengambil tindakan yang tepat sesuai dengan tujuan investasi dan toleransi risiko yang telah dianalisis.
Kategori risiko yang bisa ditoleransi ini bisa dilihat dari besarnya risiko yang dihadapi. Biasanya risiko dengan tingkat bahaya yang kecil akan dibiarkan. Namun berbeda dengan hal dengan risiko besar sebagian besar perusahaan akan menghindarinya kalaupun tidak dihindari perusahaan harus menyiapkan strategi yang sangat hati-hati.

Jadi secara umu pengertian manajemen risiko adalah proses identifikasi, analisis, penilaian, pengendalian, dan penghindaran, minimalisasi, atau penghapusan risiko yang tidak dapat diterima.

Fungsi Manajemen Resiko

Fungsi manajemen resiko mencakup, menemukan kerugian potensial dan mengevaluasi kerugian potensial.

1.       Menemukan Kerugian Potensial
Artinya berupaya untuk menemukan atau mengidentifikasi seluruh risiko murni  yang dihadapi oleh  perusahaan.

2.      Mengevaluasi Kerugian Potensial.
Artinya melakukan evaluasi dan penilaian terhadap semua kerugian potensial yang dihadapi oleh perusahaan.

3.       Memilih Teknik atau Cara yang Tepat 
Artinya Menentukan suatu kombinasi dari Teknik-teknik Yang tepat Guna Menanggulangi Kerugian.

      Pada pokoknya ada 4 (empat) cara yang dapat dipakai untuk menanggulangi risiko, yaitu :  mengurangi kesempatan terjadinya kerugian, meretensi, mengasuransikan dan menghindari.  Dimana tugas dari Manajer Risiko adalah memilih salah satu cara yang paling tepat untuk menanggulangi suatu risiko atau memilih suatu kombinasi dari cara-cara yang paling tepat untuk menanggulangi risiko.

Metode Identifikasi Resiko

Identifikasi Resiko adalah rangkaian proses pengenalan yang seksama atas resiko dan komponen resiko yang melekat pada suatu aktivitas atau transaksi yang diarahkan kepada proses pengukuran serta pengelolaan resiko yang tepat. Pada tahap ini, analis berusaha mengidentifikasi apa saja resiko yang dihadapi oleh perusahaan. Tahap ini bertujuan untuk memperoleh sekumpulan informasi tentang kejadian resiko, informasi mengenai penyebab resiko, bahkan informasi mengenai dampak apa saja yang bisa ditimbulkan oleh resiko tersebut

Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi resiko dimulai dengan pemahaman tentang apa sebenarnya yang disebut sebagai resiko.

Tahapan selanjutnya dari proses identifikasi resiko adalah menentukan metode identifikasi resiko. Ada empat jenis metode yang dapat diterapkan dalam mengidentifikasikan resiko, yaitu
1. Analisis data historis
Pada metode ini, digunakan berbagai informasi dan data yang tersedia dalam perusahaan mengenai segala sesuatu yang pernah terjadi.
Contoh dari data kepegawaian, dapat diketahui bahwa perusahaan menghadapi resiko kehilangan karyawan yang penting

2. Pengamatan dan Survei
Pengidentifikasiaan resiko pada metode pengamatan dan survey, dilakukan dengan cara investigasi atau pencarian data langsung di tempat kejadian
Contoh dengan mengamati proses produksi, dapat diketahui bahwa perusahaan menghadapi resiko lampu mati.

3. Pengacuan (Benchmarking)
Pada metode pengacuan, pengidentifikasian resiko dilakukan dengan mencari informasi tentang resiko di tempat atau perusahaan lain.
Contohnya, dari berita di media massa, dapat diketahui bahwa eskalator beresiko menyebabkan anak-anak terjepit.

4. Pendapat Ahli
Pengidentifikasiaan resiko pada metode ini, dilakukan dengan mencari informasi dari ahli di bidang resiko tertentu.
Contohnya dari bertanya pada dokter, dapat diketahui bahwa orang dengan tingkat kolesterol tinggi beresiko kena penyakit jantung.

Pengambilan Keputusan

1. Pengambilan Keputusan pada Kondisi Pasti
Kondisi pasti muncul pada saat pengambil keputusan mengetahui dengan pasti apa saja alternatif permasalahannya, kondisi apa saja yang terkait dengan setiap alternatif, dan hasil dari alternatif. Dalam kondisi pasti, informasi bersifat akurat, terukur dan dapat dipercaya. Kita mengetahui hubungan sebab-akibat dan bisa menebak apa yang bisa terjadi di masa depan. Kondisi seperti ini biasanya ada pada kasus keputusan yang sifatnya rutin dan berulang. Alat bantu Linear Programming adalah alat yang baik digunakan untuk menghasilkan solusi optimal dalam permasalahan dalam kondisi pasti.

2. Pengambilan Keputusan berdasarkan Resiko
Bila seorang manajer tidak mempunyai informasi sempurna atau mempunyai informasi yang masih simpang siur, berarti berpotensi munculnya resiko. Dalam keadaan berisiko, pengambil keputusan memiliki informasi yang tidak lengkap tentang alternatif yang tersedia namun memiliki gagasan bagus tentang probabilitas  (peluang) hasil untuk setiap alternatif. Dalam membuat keputusan berdasarkan resiko, manajer harus menentukan probabilitas pada setiap alternatif berdasarkan informasi yang ada atau berdasarkan pengalamannya. Pendekatan populer yang digunakan pada kondisi ini antara lain: Expected Monetary Value (EMV) dan Expected Opportunity Loss (EOL).

3. Pengambilan Keputusan pada Kondisi Tidak Pasti
Keputusan paling penting yang dibuat di lingkungan yang kompleks saat ini dirumuskan dalam keadaan tidak pasti. Kondisi ketidakpastian muncul pada saat kita tidak bisa memprediksi masa dan kondisi dimana serba fluktuatif. Pembuat keputusan tidak mengetahui semua alternatif yang ada, risiko yang terkait dengan masing-masing, dan konsekuensi dari setiap alternatif atau probabilitasnya.

Dalam situasi ketidakpastian, orang hanya memiliki data yang sedikit, mereka tidak tahu apakah data tersebut dapat diandalkan atau tidak, dan mereka sangat tidak yakin mengenai apakah keadaan dapat berubah atau tidak. Selain itu, mereka tidak dapat mengevaluasi interaksi dari variabel yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang memutuskan untuk memperluas operasinya di negara asing mungkin tidak tahu banyak tentang budaya, undang-undang, lingkungan ekonomi, dan politik negara tersebut. Situasi politik bisa jadi sangat bergejolak sehingga bahkan para ahli pun tidak bisa memprediksi kemungkinan perubahan pemerintahan. Pendekatan populer yang digunakan pada kondisi ini antara lain: Maximax, Maximin, Minimax, Minimax Regret, Laplace dan Hurwick.

4. Pengambilan Keputusan pada Kondisi Konflik
Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik terjadi apabila alternatif keputusan yang harus dipilih atau diambil berasal dari pertentangan atau persaiangan dari dua atau lebih pengambil keputusan. Suatu keputusan diambil dalam kondisi konflik apabila yang kita hadapi bukan situasi atau kondisi atau peluang tetapi pihak-pihak atau organisasi lain yang juga memiliki kepentingan dalam keputusan yang hendak kita ambil.


Jenis Resiko Pada Perusahaan 

Manajemen Risiko di perusahaan merupakan hal yang pastinya umum terdengar. Tidak ada kemenangan tanpa kekalahan. Tidak ada keberhasilan tanpa keberanian mengambil risiko. Pada kenyataannya tidak ada perusahaan yang kebal akan risiko, akan tetapi perusahaan harus mencoba untuk menghadapi risiko. Risiko merupakan kekuatan untuk menjadikan usaha perusahaan lebih besar dan lebih produktif dalam mempromosikan barang atau jasa yang hendak dipasarkannya. Ketakutan yang berlebihan akan menghadapi risiko akan menyebabkan usaha perusahaan statis dan berakhir pada kehancuran bisnis itu sendiri. Risiko bukan untuk ditakuti, akan tetapi dilawan.
Ingatkah Anda pada konsep high risk high return? Jadi untuk bisnis yang memiliki potensi keuntungan yang tinggi pasti akan memiliki potensi yang tinggi pula akan risiko. Sekarang keputusan Anda untuk memilih keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko tinggi atau keuntungan rendah dengan tingkat risiko yang rendah.
Berikut Contoh Jenis-jenis Risiko yang Mungkin Anda Temui:
1.  Risiko Reputasi
2.  Risiko Pasar
3.  Risiko Kredit
4.  Risiko Operasional

Pengertian Risiko Operasional

Yang akan kita bahas dari salah satu diatas adalah tentang Risiko Operasional. Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.
Risiko operasional dapat menimbulkan kerugian keuangan secara langsung maupun tidak langsung dan kerugian potensial atas hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan. Risiko ini merupakan risiko yang melekat (inherent) pada setiap aktivitas fungsional Bank, seperti kegiatan perkreditan (penyediaan dana), tresuri dan investasi, operasional dan jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrumen utang, teknologi sistem informasi dan sistem informasi manajemen, dan pengelolaan sumber daya manusia.
Risiko operasional bukanlah hal baru walaupun disadari merupakan risiko yang paling akhir terdefinisikan dalam Basel II. Definisi risiko operasional dalam Basel II adalah termasuk risiko hukum, namun tidak mencakup risiko bisnis, strategis dan reputasi.
Terdapat empat jenis kejadian risiko operasional berdasarkan frekwensi dan dampak, yaitu :
Low Frequency / Low Impact (LF/LI) – jarang terjadi dan dampaknya rendah
Low Frequency / High Impact  (LF / HI) – jarang terjadi namun dampaknya sangat besar
High Frequency / Low Impact (HF / LI) – sering terjadi namun dampaknya rendah
High Frequency / High Impact (HF / HI) – sering terjadi dan dampaknya sangat besar

Sumber :
http://rocketmanajemen.com/manajemen-risiko/
http://muhamadumarul.blogspot.co.id/2013/11/fungsi-manajemen-risiko.html?m=1
https://sharingaddicted.com/2017/10/pengambilan-keputusan-pada-kondisi-pasti-beresiko-dan-kondisi-tidak-pasti/
https://rizqiannisa.wordpress.com/2015/11/24/pengambilan-keputusan-dalam-kondisi-konflik/
https://belajarperbankangratis.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-risiko-operasional.html?m=1
https://elsanraekaputra.wordpress.com/category/manajemen-risiko/
https://akuntansipedia.com/manajemen-risiko-bagi-perusahaan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar