Organisasi Bagi Mahasiswa
Menjadi seorang mahasiswa bukanlah hal mudah, namun bisa
dipermudah jika kita mau untuk menjalaninya dengan baik. Caranya, kita harus
menjalankan kewajiban kita sebagai mahasiswa dengan semestinya. Menjadi mahasiswa
jangan hanya sebatas mahasiswa biasa. Kita harus mengikuti arus pergaulan
kampus, tentunya pergaulan yang memberikan dampak positif bagi perkuliahan
kita.
Di kampus, kita harus bisa membiasakan diri untuk
menunjukkan rasa sosial yang tinggi. Itu semua bisa diwujudkan dengan bergabung
dengan organisasi-organisasi yang ada di kampus. Disana kita bisa menunjukkan
bahwa kita mampu memberikan dampak yang baik di lingkungan kampus. Kita
harusnya bisa menjadi contoh bagi rekan-rekan kita yang lain maupun junior yang
akan bergabung nantinya.
Organisasi merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan
dengan mahasiswa yang menimba ilmu di kampus. Organisasi sebetulnya sangat
penting untuk kebaikan kita sebagai mahasiswa, namun kesadaran berorganisasi
itu sangat minim dewasa ini. Sudah semakin berkurang tampaknya mahasiswa yang
berminat untuk bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di kampus.
Padahal, dengan berorganisasi kita mampu menemukan jati diri kita sesungguhnya
sebagai kaum intelektual. Tidak hanya sekedar duduk dan mendengarkan dosen
memberi perkuliahan, tetapi kita juga bisa merasakan kepuasan menjadi seorang
pemimpin pada sebuah organisasi.
Dalam berorganisasi, kita bisa mengenal dunia kampus lebih
luas. Misalnya, kita adalah seorang mahasiswa yang tidak terbiasa dengan pidato
ataupun sering gugup ketika berbicara di depan orang ramai, dengan
berorganisasi kita akan dibina untuk hal itu. Setidaknya, keluar dari
organisasi tersebut kita mampu untuk berbicara secara terbuka di depan orang
banyak.
Aspek utama yang harus kita miliki dalam berorganisasi yaitu
mental. Jika kita sudah punya mental untuk berlabuh pada sebuah organisasi,
maka akan mudah bagi kita untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. Setelah itu
barulah kita melaksanakan pembinaan dalam organisasi tersebut dengan baik.
Berbeda dengan orang yang tidak pernah berorganisasi, jangankan untuk berbicara
di depan orang ramai, berdiskusi dengan ruang lingkup yang kecilpun tidak
sanggup rasanya untuk berpendapat.
Betapa pentingnya organisasi tidak mampu kita ukur secara
formal, namun bisa kita rasakan dengan perasaan. Dahulunya kita hanyalah
seorang yang pendiam dan jarang bergaul, setelah mencoba untuk berorganisasi
maka kita bisa untuk mengeluarkan pendapat dan berbicara dengan tenang. Kita
tidak lagi merasakan gugup atau gemetar melihat kumpulan orang yang akan
mendengar apa yang akan kita ucapkan.
Penulis sendiri dahulunya tidak memiliki skill untuk berbicara
sedikitpun. Namun, setelah merasakan hidup berorganisasi, maka terasa sangat
membantu disaat perkuliahan. Biasanya penulis hanya duduk-duduk dan mengobrol
di belakang, namun setelah berorganisasi penulis lebih tertarik untuk duduk di
bagian depan dan bertanya jawab dengan dosen bersama teman-teman lainnya.
Itulah kira-kira gambaran yang mungkin bisa memotivasi mahasiswa di lingkungan
kita ini memanfaatkan organisasi agar mampu menemukan jati dirinya sebagai
mahasiswa.
Seorang mahasiswa akan mengarungi perjalanan panjang untuk
meraih mimpinya sebagai seorang sarjana, kemudian mendapatkan pekerjaan yang
layak tentunya. Begitulah kira-kira keinginan semua mahasiswa yang berjuang
keras melewati perjalanan panjangnya selama duduk di bangku perguruan tinggi.
Perjalanan panjang itu tidak boleh disia-siakan, karena kita harus bisa
memanfaatkan segala hal yang baik untuk memberi hasil positif bagi diri kita
sendiri. Akan lebih baik jika kita juga mampu memberikan dampak positif bagi
orang lain.
Bagi mahasiswa yang belum menemukan jati dirinya sebagai
seorang mahasiswa, maka berusahalah untuk bergabung dengan organisasi yang ada
di kampus. Semua itu akan berguna untuk kelangsungan perkuliahan dan mampu
menjalin persahabatan antara sesame mahasiswa di kampus. Janganlah menjadi
mahasiswa seperti batu yang terselip dalam pondasi, yang hanya bertahan pada
satu tempat berdiam. Sama halnya dengan mahasiswa yang hanya duduk di bangku
kuliah tanpa memberikan umpan balik dalam perkuliahan.
Mungkin kita pernah mendengar istilah “mahasiswa kupu-kupu”
yang artinya mahasiswa tersebut hanya datang untuk perkuliahan semata.
Sementara untuk informasi lainnya yang ada di kampus tidak ia hiraukan jika
tidak ada sangkut pautnya dengan mata kuliah. Sebaiknya, kita jangan mencontoh
mahasiswa yang demikian. Hendaknya kita bisa menjadi mahasiswa sejati dan mampu
memberikan dampak positif bagi kehidupan kita dengan berorganisasi di kampus.
MENAKAR PENTINGNYA ORGANISASI MAHASISWA
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah
dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber
daya, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara
efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi Sedangkan organisasi
mahasiswa yaitu organisasi yang berisikan mahasiswa1. Kemudian organisasi
mahasiswa dibedakan menjadi 2 yaitu internal dan eksternal kampus. Organisasi
kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri
mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta
integritas kepribadian untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetatman,
teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan
tarap kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Artinya dengan definisi tersebut kita memahami betapa
besarnya tanggung jawab dari organisasi mahasiswa yang secara perlahan harus
kita penuhi sebagai beban moral dalam memperjuangan apa yang digariskan para
pendahulu republik Indonesia. Menjawab pertanyaan seberapa penting organisasi
mahasiswa terdapat berbagai metode.
Dalam kesempatan ini penulis mencoba menggunakan 3 pisau analisa singkat, yang
pertama secara yuridis, filosofis, dan terakhir sosiologis.
Secara yuridis ( peraturan Perundang-undangan ) organisasi
mahasiswa telah memiliki payung hukum yang menjamin keberadannya yaitu PP NO.
60 tahun 1999 tt Perguruan Tinggi yang kemudian secara teknis dilindungi
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia NOMOR 155 /U/1998.
Banyak hal yang dijelaskan dalam peraturan tersebut baik kedudukun, fungsi,
tanggung jawab, hingga mengenai persoalaan pendanaan yang dapat berasal dari
kampus atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan
Perundang-undangan. Hal ini berakibat bahwa secara konstitusional organisasi
mahasiswa di akui dan memiliki hak-hak serta kewajiban yang melekat sesuai
peraturan tersebut.
Metode kedua yaitu pembedahan secara filosofis, persoalan
fakta sejarah bahwa mahasiswa melalui organisasinya telah berkontribusi dalam
pengawalan proses perubahan bangsa rasanya tak perlu banyak kita bahas. Penulis
justru ingin mengemukakan apa yang dicetuskan oleh Paulo Freire (1921-1997)
salah seorang tokoh pendidikan asal Amerika Latin. Paulo freire dalam konsepnya
berusaha merubah sistem pendidikan gaya Bank yang banyak diterapkan di banyak
negara maju (lebih lanjut silakan cari tt Pailo Freire) menuju sistem
pembelajaran pemecahan masalah. Bahwa sistem pendidikan dimana pengajar lebih
tau, pembelajaran hanya proses transfer ilmu dan pembelajaran teks book
sangatlah tidak cocok dengan Negara-negara berkembang. Hal ini dikarenakan
metode tersebut cenderung menciptakan pola pikir yang mekanis dan memposisikan
diri menjadi tenaga kerja siap pakai. Seharusnya sistem pendidikan yang
dibangun juga melibatkan peserta didik sebagai bagian pokok ( subjek
pembelajaran ) yang memiliki peran yang sama dalam ruang pendidikan. Dan hal
yang dibicarakan dalam kelas haruslah mengenai persoalan terdekat dari peserta
didik. Dengan melihat hal tersebut jelaslah ormawa merupakan lingkungan yang
sesuai menurut konsep poulo freire dimana kita belajar langsung mengenau tata
kelola administrasi, manajemen organisasi, manajemen konflik, yang kemudian
menciptakan mental dan jiwa organisasi yang kuat.
Pisau analisa terakhir yaitu pembedahan secara sosiologis
atau kemanfatan untuk masyarakat banyak. Menilik kembali pada landasan
operasional Organisasi mahasiswa yaitu Tri Dharma perguruan tinggi dalam poin
tiga kita temukan “pengabdian masyarakat”, kemudian hal inilah yang menjadi ruh
dalam proses penyusunan program-program kerja organisasi. Maka banyak kita
temukan di berbagai organisasi yang memasukan program pengabdian masyarakat
bahkan membentuk divisi khusus di dalamnya. Mungkin persoalannya kemudian
seperti apa bentuk pengabdian tersebut apakah telah mencapai tahapan
pemberdayaan berkelanjutan atau masih bersifat sporadik “datang –tinggal -
kembali tahun depan”.
Terlepas dari argumen apapun yang kita bangun mengenai
pentingnya organisasi mahasiswa, rasanya kritik otokritik tetap perlu dilakukan
guna mengukur tahapan kerja-kerja organisasi yang telah kita lakukan, seberapa
besar manfaat yang telah kita lakukan bagi mahasiswa, kampus, bahkan Bangsa dan
Negara. Seberapa sering kita turun dalam persoalan realitas kehidupan di
sekitar kita, anak putus sekolah, penggusuran, teknologi pertanian, kurang gizi
dan berbagai persoalan dekat lainnya. Atau mungkin kita masih masih berkutat
pada konflik-konflik internal yang melelahkan belum juga melakukan komunikasi,
kordinasi, bahkan konsolidasi.
Manfaat Berorganisasi Bagi Mahasiswa
Beberapa manfaat berorganisasi bagi mahasiswa, yaitu:
1. Memperluas
pergaulan
2. Meningkatkan
wawasan/pengetahuan
3. Membentuk pola
pikir yang lebih baik
4. Menjadi kuat
dalam menghadapi tekanan
5. Meningkatkan
kemampuan berkomunikasi
6. Melatih
leadership (kepemimpinan)
7. Belajar
mengatur waktu
8. Memperluas
jaringan (networking)
9. Mengasah
kemampuan social
10. Ajang latihan
dunia kerja yang sesungguhnya
Tips agar organisasi bermanfaat
Beberapa tips bisa Anda jadikan pegangan dalam memilih
organisasi, agar organisasi itu sesuai dan bermanfaat bagi Anda, antara lain:
1. Lihat visi dan
misi organisasi itu
2. Pelajari jenis
kegiatan yang dilakukan. Apakah sesuai dengan minat, kemampuan dan waktu luang
Anda?
3. Posisi apa
saja yang ada dalam organisasi itu. Sesuaikan posisi yang Anda inginkan.
Pelajari kemungkinan Anda menduduki posisi itu.
4. Setelah bergabung tunaikan hak dan kewajiban
Anda dengan bersemangat. Coba paling tidak 3 bulan
5. Jika selama 3
bulan Anda merasakan manfaatnya maka teruskan, dan jika tidak bermanfaat
segeralah mundur dan cari organisasi lain yang lebih sesuai.
Manfaat Ikut Organisasi Mahasiswa di Kampus
Dengan mengikuti organisasi mahasiswa, manfaatnya banyak
sekali untuk masa depan kamu. Dengan catatan, kamu berperan sebagai partisipan
aktif, bukan sebagai anggota yang sekedar terdaftar namanya saja dan jarang mengikuti
kegiatan yang diadakan. Kalau hanya namanya yang terdaftar, kamu akan
melewatkan kesempatan-kesempatan untuk mempelajari soft skills yang nantinya
berguna di dunia kerja. Lalu kalau ikut, keuntungan apa yang kamu peroleh? Soft
skills seperti apa yang dapat kamu pelajari? Apa manfaatnya di dunia kerja
nanti? Nah di bawah ini dijelaskan beberapa diantaranya:
1. Melatih
Leadership
Ketika ikut organisasi, pastinya akan ada banyak hal yang
harus kamu urus seperti acara-acara organisasi, yang tentunya melibatkan banyak
orang, baik itu sesama mahasiswa anggota organisasi ataupun orang-orang di luar
organisasi. Mahasiswa yang ikut organisasi kampus umumnya memiliki sikap dan
karakter yang lebih aktif dibanding mereka yang tidak ikut organisasi. Mereka lebih
banyak terlatih dalam mengutarakan pendapat di hadapan orang lain ataupun
menggerakkan dan mengarahkan teman-teman sesama anggota ketika organisasi
sedang mengadakan suatu acara. Jika saat ini belum terbayang seperti apa
rasanya mengarahkan teman-teman sendiri, jika nanti sudah berpartisipasi dalam
organisasi, sadar atau tidak sadar, kamu akan terperangah bahwa sesungguhnya
kamu mampu melakukannya. Di dunia kerja, keterampilan leadership ini pasti
bermanfaat sekali. Seringkali di lowongan-lowongan kerja memasukkan leadership
sebagai salah satu kriteria untuk calon karyawan barunya, meskipun untuk posisi
level staf yang sebenarnya tidak memiliki bawahan. Kamu yang mengikuti
organisasi mahasiswa dipandang lebih memiliki inisiatif serta dapat memotivasi
dan mengarahkan diri sendiri dan rekan dalam bekerja. Atasan juga lebih senang
karena tidak harus mengarahkan kamu terus menerus.
2. Belajar
Mengatur Waktu
Dengan ikut organisasi, memang waktu yang biasa kamu gunakan
untuk belajar dan mengerjakan tugas akan berkurang. Sementara itu, kuantitas
tugas kuliah tetap sama saja antara kamu yang ikut organisasi dan teman-teman
lain yang tidak ikut organisasi. Agar keduanya dapat berjalan sama-sama lancar
dan tidak ada yang terbengkalai, manajemen waktu yang baik mutlak harus kamu
lakukan. Mungkin pada awalnya, kamu akan sedikit kewalahan membagi waktu untuk
kuliah dan organisasi. Tapi, lama-lama kamu akan semakin terbiasa. Selanjutnya,
kebiasaan ini dapat terus terbawa sepanjang sisa hidup kamu. Setelah bekerja di
kantor nanti, kamu akan lebih terlatih dalam mengelola tugas-tugas yang
jumlahnya tidak sedikit dan menetapkan prioritas tugas mana yang harus lebih
dulu dikerjakan.
3. Memperluas
Jaringan atau Networking
Di dalam organisasi akan banyak orang baru yang kamu kenal.
Teman-teman mahasiswa seangkatan, senior, mahasiswa dari jurusan lain, orang
lain atau praktisi di bidang organisasi atau jurusan yang kamu pilih, dan
sebagainya. Mereka ini (bisa juga disebut sebagai jaringan) jangan diremehkan,
karena merupakan aspek yang penting, terutama bagi fresh graduate dan mereka
yang sedang mencari pekerjaan. Dari mereka, kamu akan dapat memperoleh
informasi mengenai lowongan pekerjaan. Entah itu dari kantor tempat mereka
bekerja atau dari informasi yang mereka miliki. Dan menurut kebiasaan di
berbagai perusahaan, rekomendasi kandidat dari karyawan yang sudah bekerja di
perusahaan tersebut biasanya prosesnya bisa lebih cepat, karena mereka telah
memiliki gambaran dari karyawan dalam tersebut mengenai kamu sebagai calon
karyawan baru.
4. Mengasah
Kemampuan Sosial
Mereka yang tergabung dalam organisasi, umumnya secara
sosial juga lebih aktif dibanding mereka yang tidak ikut organisasi. Jika ikut
organisasi, kamu juga akan terlatih berinteraksi dengan berbagai macam tipe
orang. Tidak hanya teman-teman satu jurusan, tapi juga dengan teman-teman dari
program studi yang lain. Dengan ini, tentu akan semakin memperluas pemahaman
kamu akan berbagai karakteristik orang. Sesuai pengetahuan umum, manusia adalah
individu unik. Semakin luas pergaulan kamu, maka pemahaman kamu akan manusia
dapat semakin kaya. Saat bekerja nanti, keterampilan ini akan sangat membantu.
Kamu akan lebih berpengalaman berinteraksi dengan berbagai karakter rekan
kerja, sehingga nantinya akan memudahkan kinerjanya kamu.
5. Problem
Solving dan Manajemen Konflik
Banyak berinteraksi dengan orang dengan berbagai
karakteristiknya, merupakan hal yang lumrah jika satu atau dua kali terlibat
konflik dengan mereka. Demikian juga di dunia kerja, di mana deadline yang
mendesak, rekan kerja yang kurang kooperatif atau sukanya menjatuhkan rekan
kerja di depan atasan, dan lainnya yang rentan menimbulkan konflik. Jika sudah
terbiasa mengatasi masalah dan konflik, kamu tidak akan kaget lagi dan sudah
terbayang hal-hal yang sebaiknya dilakukan untuk menyelesaikan masalah agar
tidak sampai menurunkan perfoma kerja.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
organisasi mahasiswa berperan sebagai ajang simulasi atau latihan dunia kerja
yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan karena bangku sekolah atau perkuliahan
tidak mengajari kemampuan-kemampuan yang tergolong soft skills seperti ini.
Saat berada di dalam kelas, kita sebatas mendapat pengetahuan teknis akan suatu
disiplin ilmu. Di buku-buku teks yang banyak dijual di pasaran sebenarnya
banyak mencantumkan teori-teori dan tips-tips praktis mengenai soft skills ini.
Namun jika tidak dipraktekkan ke dalam bentuk perbuatan nyata atau benar-benar
melakukannya, ya sama saja nihil. Karena berkaitan dengan soft skills ini, ada
perbedaan mendasar antara tahu teori dan mampu mempraktekkannya ke dalam
kehidupan sehari-hari, termasuk di kantor. Berdasarkan pengalaman para
recruiter perusahaan, seringkali memiliki riwayat organisasi memang merupakan
nilai tambah bagi calon pegawai baru. Seperti poin-poin mengenai manfaat
organisasi di atas, kebanyakan perusahaan berpendapat bahwa calon pegawai yang
memiliki pengalaman organisasi lebih terlatih jiwa kepemimpinannya, memiliki
manajemen waktu yang lebih baik, jaringannya yang lebih luas, keterampilan
interpersonalnya juga lebih baik, serta pemilihan solusi dan pemecahan masalah yang
lebih baik dan lebih terlatih menyelesaikan konflik jika dibanding mereka yang
tidak memiliki pengalaman organisasi.
sumber :
http://intelektualmoeda.blogspot.com/2011/11/pentingnya-organisasi-bagi-mahasiswa.html
http://www.facebook.com/notes/bem-upn-veteran-jakarta/menakar-pentingnya-organisasi-mahasiswa/157873747597559
http://uripsantoso.wordpress.com/2011/12/04/manfaat-organisasi-bagi-mahasiswa/
http://tkampus.blogspot.com/2012/04/pentingnya-organisasi-bagi-mahasiswa.html